Ketua Umum Persatuan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani memberi contoh, potensi terbesar yang sudah pasti hilang adalah kunjungan turis China. Tahun lalu, terdapat 2 juta kunjungan turis China ke Indonesia.
"Itu berarti sekarang hilang. Dan mereka berkunjung ke Indonesia itu peak season-nya awal tahun karena Chinese New Year. Nah itu bisa dibayangkan per hari mereka itu rata-rata kedatangannya 3.000 selama bulan Januari sampai Maret. Nah ini sama sekali sekarang sudah nol kan berarti, karena nggak ada pesawatnya," katanya di sebuah acara di Jakarta, Jumat (28/2/20).
Ironisnya, hal serupa juga diikuti oleh wisatawan mancanegara dari negara selain China. Dia menyebut, persentase anjloknya kunjungan wisata beragam di beberapa destinasi.
Dalam catatannya, untuk Batam dan Bintan, tingkat keterisian hotel pada Januari dan Februari 2020 turun 30-40% jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Rata-rata okupansi atau tingkat keterisian saat ini anjlok hanya berkisar 20-30%.
Saat ini karyawan bahkan banyak yang diminta untuk mengambil cuti. Menurutnya, kondisi ini akan memburuk jika sampai bulan April masih terjadi
penurunan okupansi.
Selanjutnya, di Bali penurunan okupansi berkisar 60-80%, khususnya didaerah favorit Turis China yaitu Nusa Dua, Tuban dan Legian, Kuta. Hal ini juga disebabkan karena Turis China merupakan kontribusi wisman terbesar di Bali.
Rata-rata okupansi hotel saat ini hanya mencapai 30-40% dari kapasitas hotel. Okupansi hotel di daerah Ubud dan Sanur mengalami penurunan sebesar 20-30% karena di daerah tersebut didominasi oleh Turis Eropa dan Australia.
Bahkan sudah terjadi 40.000 pembatalan kamar hotel dengan total nilai kerugian sebesar Rp 1 triliun. Tak hanya itu, wisatawan dari Vietnam dan Thailand juga terjadi penurunan drastis. Di Bali, fenomena anjuran cuti bagi karyawan hotel juga terjadi.
Di Manado, biasanya tercatat 70% Turis yang masuk adalah dari China. Saat ini, occupancy drop 30-40% dibandingkan sebelumnya. Hal ini membuat kamar hotel hanya terisi pada kisaran rata-rata di tingkat 30%
Destinasi wisata yang relatif tak terdampak hanya ada di Jawa dan Makassar. Hal ini disebabkan masih aktifnya pergerakan wisatawan domestik, khususnya kegiatan pemerintah yang masih memberikan kontribusi terhadap occupancy hotel.
"Kalau Jawa lebih stabil karena turisnya relatif pergerakan domestik lebih besar," katanya.
Sejauh ini sudah ada 54 negara di seluruh dunia yang terkonfirmasi memiliki virus tersebut, namun Indonesia bukan salah satunya.
(hoi/hoi)
"bali" - Google Berita
February 28, 2020 at 01:59PM
https://ift.tt/3cdWBId
Corona Ngamuk, 40 Ribu Pesanan Kamar Hotel di Bali Batal - CNBC Indonesia
"bali" - Google Berita
https://ift.tt/2STuRRQ
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Corona Ngamuk, 40 Ribu Pesanan Kamar Hotel di Bali Batal - CNBC Indonesia"
Post a Comment