Search

(3) Bali Pulau Dewata, Harus Yakin dan Berani - Jawa Pos

DENPASAR, BALI EXPRESS - Manusia memiliki keyakinan, dan dari keyakinan yang kuat, timbul vibrasi. Jika yakin terhadap suatu hal positif, maka vibrasi yang timbul pun positif. Berdasarkan metafisika, Bali harus mempertontonkan bahwa Bali punya kekhasan menghadapi setiap musibah, seperti wabah virus Korona (Covid-19 ) yang kini terjadi.

"Pertama, kita harus mengingat Bali sebagai Pulau Surga, Pulau Seribu Pura, juga Pulau Dewata, artinya pulau yang dilindungi oleh Tuhan dan leluhur," ungkap Ketut Gede Suatma Yasa, SH., M.Ag., CHt., MNNLP alias Guru Mangku Hipno kepada Bali Express ( Jawa Pos Group di Denpasar.


Mungkin hal serupa di daerah lain tidak ada, karena Bali punya kekhasan. Ia mencontohkan kemampuan masyarakat Bali pulih begitu cepat saat peristiwa bom yang menghantam dua kali. Kemudian baru-baru ini meletusnya Gunung Agung. "Gunung Agung yang meletus begitu dahsyat, bisa 'direm'. Artinya Bali punya kekhususan. Nah, sekarang mengapa begitu ada virus ini, kita panik? Seolah sebutan Pulau Dewata, Pulau Surga, hilang. Kita ikut larut pada cara-cara orang lain. Kalau kita yakin, kita kuatkan keyakinan kita, bahwa Bali punya perlindungan khusus. Ini yang harus kita munculkan," ujarnya.


Sebab, dengan banyaknya orang berpikir negatif, aura Bali menurutnya justru akan redup. "Aura keberanian akan redup. Aura positivitas akan redup. Bagaimana kita berdoa dalam kondisi seperti itu?" kata pakar Metafisika dan Teohipnoterapi ini.


Maka, lanjut guru besar Ashram Brahma Kunta ini, harus ada orang-orang spiritualis, orang yang dipercaya oleh umat untuk memberi ketenangan batin. Menyampaikan bahwa yang dilakukan umat agar bermanfaat. "Sejauh ini, kita kan menangani sesuatu meniru orang luar. Mengapa kita tidak kembalikan bahwa Bali punya sesuatu yang istimewa," ucap pria yang akrab dengan nama Mangku Hipno ini.


Masyarakat Bali, lanjutnya,  harus mulai sadar akan keistimewaan Bali. Kemudian membangkitkan energi keberanian dan ketenangan, agar ketika berdoa, yang keluar vibrasi positif. "Kalau berdoa dengan ketakutan, tetap saja vibrasi yang keluar negatif. Yang keluar justru doa ketakutan," jelas Magister Brahma Widya IHDN Denpasar ini.
Harusnya, kata Guru Mangku Hipno, kita berdoa dengan rasa syukur. "Bukankah kita tahu bahwa semua masalah ada penyelesaiannya. Bahwa penyakit ada siklusnya. Ada kemunculan ada akhirnya.


Kita adalah makhluk ber-Tuhan dan sangat lekat di Bali," ujarnya mengingatkan.
Meski begitu, Guru Mangku Hipno menyampaikan, dirinya tak bermaksud mengundang perdebatan. Ia justru ingin masyarakat Bali lebih bijak, cerdas, dan kuat dalam menghadapi situasi saat ini.


"Saya tidak ingin berdebat, tapi ingin memotivasi teman-teman, baik masyarakat maupun spiritualis. Mari sadari roda kehidupan sedang berputar melambat. Semua ide dan harapan tertahan oleh keadaan. Rem waktu sedang diberlakukan oleh semesta. Kita tidak boleh protes karena alam sedang berproses," ujarnya.


Dikatakannya, teori  bukanlah obat, karena tidak semua orang sedang sakit. Yang diperlukan adalah tindakan nyata, karena manusia memiliki kebutuhan mendesak. Di sisi lain, keyakinan, kepercayaan kepada Sang Pemilik segalanya mulai digeser dengan mudahnya oleh keadaan. "Ada sesuatu yang bersifat esensi kita lupa karena kepanikan, yakni dari mana sang diri berawal, dan dimana sang diri berakhir, sudah ditentukan oleh suratan takdir. Kita melupakan bahwa kematian tidak pernah mau diundang dan tanpa pernah mau diusir. Bersembunyi dengan cara apapun, mata kematian sangat jeli memilih mereka yang sudah waktunya harus pulang," terang pria yang tengah menempuh program doktor di Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa ini.


Menakutkan karena ditakuti oleh imajinasi sendiri, mencekam karena mendengar ketakutan orang lain. Namun, jangan lupa kepada Sang Pencipta yang terbiasa kita ingat dan sebut naman-Nya berulang kali dalam setiap kesusahan.


"Munculkan kembali ingatanmu tentang cerita ayah bunda bahwa sejak dilahirkan napas manusia dititipkan, lalu ditiupkan oleh-Nya. Jika waktunya telah tiba, kita tetap harus mengembalikan pada-Nya," katanya.  Di sisi lian,lanjutnya, jangan lupakan juga lantunan mantra suci, keikhlasan persembahanlah yang membuat Sang Maha Kuasa 'berbaik hati' memberikan kita kesempatan hidup sampai detik ini. "Bersyukurlah sebagai tanda kita sedang berdoa," sambungnya.
Ditekankannya, saat ini ketakutan bukanlah perlindungan terbaik, maka perlindungan terbaik pastilah keberanian. Keberanian menghadapi kenyataan bahwa  dunia saat ini sedang mejalankan siklus rahasianya. "Layaknya kita menghadapi siklus siang dan malam. Jika gelap datang janganlah mengutuknya, temukan manfaat dari kegelapan, lalu  biarkan saja berlalu karena semua hanya tergantung ruang dan waktu," tandas Guru Mangku Hipno. (habis)

Let's block ads! (Why?)



"bali" - Google Berita
April 09, 2020 at 08:48AM
https://ift.tt/2Xhkvh0

(3) Bali Pulau Dewata, Harus Yakin dan Berani - Jawa Pos
"bali" - Google Berita
https://ift.tt/2STuRRQ
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Bagikan Berita Ini

0 Response to "(3) Bali Pulau Dewata, Harus Yakin dan Berani - Jawa Pos"

Post a Comment

Powered by Blogger.